BAB
I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar
Belakang
Darah
merupakan bagian dari cairan yang banyak terkandung dalam tubuh manusia. Dalam
tubuh manusia, darah mengalami peredaran keseluruh tubuh melalui alur peredaran
darahnya
Pada
saat beredar di dalam tubuh, darah memberikan kehangatan, dapat mendinginkan,
memberi makan, melindungi tubuh dari zat-zat beracun. Selain itu, darah juga
dapat memperbaiki dinding pembuluh darah guna peremajaan.
Dalam
peredaran darah, jantunglah yang berperan penting guna mengedarkan atau memompa
darah keseluruh tubuh agar kebutuhan seluruh anggota tubuh terpenuhi.
Kehamilan
merupakan suatu kondisi atau keaddan yang normal dalam siklus kehidupan setiap
individu manusia (perempuan). Setiap perempuan pastinya akan mengalami
kehamilan terkecuali perempuan tersebut memilki kelainan pada organ reproduksi
atau gangguan lainnya yang dapat menyebabkan infertilitas. Infertilitas
merupakan suatu keadaan seorang wanita (perempuan) tidak dapat bereproduksi
akibat adanya gangguan ataupun kelainan. Infetilitas tidak hanya terjadi pada
seorang wanita namun dapat juga terjadi pada seorang laki-laki.
Dalam
suatu kehamilan, darah akan mengalami suatu keadaan hemodilusi (peningkatan
volume plasma darah) yang dapat mengakibatkan anemia pada seorang ibu hamil.
Selama kehamilan, produksi hemoglobin dan massa total eritrosit pada ibu
meningkat akibat adany meningkatnya eritroprotein.
Pada
masa kehamilan, seorang ibu sangatlah rentan akan terjadi gangguan pada sistem
hematologinya yakni salah satunya adalah anemia.. Oleh karena itu, sebagai
tenaga kesehatan khususnya bidan harus dapat mendeteksi secara dini guna
pencegahan terjadinya penyakit sistemik
pada kehamilan yang berhubungan dengan sistem hematologi ibu.
1. 2.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini diantaranya
Guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah asuhan kebidanan patologi
Agar mahasiswa mengetahui tentang
perubahana hematologi pada ibu hamil
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang
penyakit sistemik yang sering terjadi pada ibu hamil
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang
devinisi, etiologi, klasifikasi dan penyebab anemia.
Agar mahasiswa dapat mengetahui
patofisiologi, gejala klinik, dan dampak dari adanya anemia.
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara
pencegahan dan penatalaksanaan dari anemia
1. 3.
Manfaat
Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini
diantanya:
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
perubahan hematologi pada ibu hamil
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
penyakit sistemik yang sering terjadi pada ibu hamil
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
devinisi, etiologi, klasifikasi dan penyebab anemia
Mahasiswa dapat mengetahui
patofisiologi, gejala klinik, dan dampak dari adanya anemia
Mahasiswa dapat mengetahui cara
pencegahan dan penatalaksanaan dari anemia
1. 4.
Rumusan
Masalah
Rumusan makalah yang diambil oleh
penulis dalam penyusunan makalah ini adalah” bagaimana bidan memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia?.”
1. 5.
Metode
Penulisan
Metode penulisan makalah yang diambil adalah studi
pustaka dan data browsing. Hal ini disebabkan metode ini dapat memudahkan
penulis dalam penyusunan makalah ini.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Perubahan Hematologi dalam Kehamilan
Adaptasi
anatomis, fisiologis, dan biokimiawi terhadap kehamilan sangatlah besar. Banyak
dari perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan
berlanjut selama kehamilan. Sebagian besar adaptasi pada kehamilan terjadi
sebagai respons terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin.
Salah satu perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan
hematologis. Perubahan pada sistem ini berupa peningkatan volume darah ibu,
penurunan hemoglobin dan hematokrit, peningkatan kebutuhan besi, perubahan pada
leukosit dan sistem imunologis. (Cunningham dkk., 2006)
2.1.1 Volume darah
Volume
darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Tingkat ekspansi sangat
bervariasi, di mana pada beberapa wanita hanya terjadi peningkatan sedang dan pada
wanita lain peningkatan hampir berlipat ganda. Peningkatan volume darah
disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit. Peningkatan plasma biasanya
lebih banyak daripada eritrosit pada sirkulasi ibu. Menurut Harstad dkk (1992),
peningkatan kadar eritropoietin plasma ibu dan produksi tertinggi eritrosit
setelah usia gestasi 20 minggu menyebabkan hiperplasia eritroid sedang dalam
sumsum tulang belakang, dan hitung retikulosit sedikit meningkat pada kehamilan
normal. Pritchard (1965) menyatakan janin tidak berperan penting dalam
hipervolemia, sebab keadaan ini juga dapat terjadi beberapa wanita dengan mola
hidatidosa (Cunningham dkk., 2006).
Pada
wanita normal, volume darah saat aterm meningkat kira-kira 40-45% di atas
volume saat tidak hamil. Volume darah ibu mulai meningkat pada trimester
pertama, bertambah cepat pada trimester kedua, kemudian naik dengan kecepatan
yang lebih pelan pada trimester ketiga untuk mencapai kecepatan konstan
(kondisi plateau) pada beberapa minggu akhir kehamilan. Peningkatan
progresif volume darah terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8, dan mencapai
puncak pada minggu ke-32 sampai ke-34. Volume darah akan kembali seperti semula
pada 2-6 minggu setelah persalinan (Cunningham dkk., 2006; Sulin, 2009).
Menurut
Cunningham dkk. (2006) dan Sulin (2009), hipervolemia yang diinduksi
oleh kehamilan mempunyai beberapa fungsi penting sebagai berikut:
§ Untuk
memenuhi kebutuhan uterus yang membesar dan sistem vaskuler yang hipertrofi.
§ Untuk
melindungi ibu dan janin terhadap efek merusak dari gangguan aliran balik vena
pada posisi telentang dan berdiri tegak.
§ Untuk
menjaga ibu dari efek samping kehilangan darah selama persalinan.
2.1.2 Konsentrasi
Hemoglobin dan Hematokrit
Konsentrasi
hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun selama kehamilan normal walaupun
terdapat peningkatan eritropoiesis. Jika dibandingkan dengan peningkatan volume
plasma, peningkatan volume eritrosit sirkulasi tidak begitu banyak, sekitar 450
ml atau 33%. Akibatnya viskositas darah secara keseluruhan menurun (Cunningham dkk.,
2006).
Konsentrasi
hemoglobin tertinggi terdapat pada trimester pertama, mencapai nilai terendah
pada trimester kedua, dan mulai meningkat kembali pada trimester ketiga.
Konsentrasi hemoglobin rata-rata adalah 12,73 ± 1,14 g/dl pada trimester
pertama, 11,41 ± 1,16 g/dl pada trimester kedua, dan 11,67 ± 1,18 g/dl pada
trimester ketiga (James dkk., 2008).
Pada
sebagian besar wanita, konsentrasi hemoglobin di bawah 11,0 g/dl, terutama di
akhir kehamilan, dianggap abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan
defisiensi besi daripada hipervolemia gravidarum (Sulin, 2009).
2.1.3
Metabolisme
Besi
Peningkatan
volume eritrosit dan massa hemoglobin selama kehamilan berhubungan dengan
jumlah besi yang tersedia dari cadangan besi dalam tubuh ibu hamil. Rata-rata
volume total eritrosit meningkat sekitar 450 ml dalam sirkulasi, di mana dalam
1 ml eritrosit normal terkandung 1,1 mg besi. Dari 1000 mg kebutuhan besi pada
kehamilan, sekitar 300 mg ditransfer secara aktif ke janin dan plasenta, serta
sekitar 200 mg hilang di sepanjang jalur ekskresi normal. Keadaan ini tetap
terjadi walaupun ibu kekurangan zat besi. Bila zat besi tersebut tersedia, 500
mg besi lainnya akan digunakan dalam eritrosit. Akibatnya, semua zat besi akan
terpakai selama paruh akhir kehamilan dan dibutuhkan zat besi yang cukup besar
selama paruh kedua kehamilan. Pritchard dan Scott (1970) menuliskan kebutuhan
zat besi selama paruh kedua kehamilan tersebut sekitar 6-7 mg/hari.
Dalam
keadaan tidak ada zat besi suplemental, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit
turun cukup besar saat volume darah ibu bertambah, meskipun absorpsi zat besi dari
traktus gastrointestinal tampak meningkat.Pada ibu dengan anemia defisiensi
berat, produksi hemoglobin dalam janin tidak akan terganggu. Hal ini disebabkan
perolehan besi dari plasenta ibu cukup untuk menghasilkan kadar hemoglobin
normal untuk janin (Cunningham dkk., 2006).
2.1.4
Fungsi
Leokosit dan Sistem Imunologis
Selama
kehamilan, jumlah leukosit akan meningkat sekitar 5.000-12.000/μl. Pada saat
kelahiran dan masa nifas, jumlah leukosit mencapai puncak, yaitu antara
14.000-16.000/μl. Distribusi tipe sel juga berubah selama kehamilan. Pada awal
kehamilan, aktivitas leukosit alkalin fosfatase dan C-Reactive
Protein (CRP) meningkat. Selain itu, reaktan serum akut dan Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR) meningkat akibat dari peningkatan plasma globulin
dan fibrinogen. Pada trimester ketiga kehamilan, jumlah granulosit dan limfosit
CD8 T meningkat, tetapi limfosit dan monosit CD4 T menurun (Sulin, 2009).
2.2.
Penyakit Sistemik pada Sistem Hematologi
2.2.1. Hipo dan A-fibrinogenemi.
Hipo dan afibrinogenemio adalah kelainan pembekuan
darah karena kekurangan zat fibrinogen (zat pembeku). Penyakit ini disebabkan
oleh solusio plasenta (ari-ari yang lepas sebagian sebelum waktunya), kematian
janin dalam rahim, masuknya air ketuban (yang mengandung gumpalan lemak) ke
dalam pembuluh darah, perdarahan yang cukup banyak, missed abortion (kematian
hasil pembuahan yang berkepanjangan), eklampsia (kejang pada kehamilan), dan
abortus yang terinfeksi. Jika fibrinogen (zat pembekuan darah) dalam darah
berkurang cukup banyak maka perdarahan akan sulit untuk dihentikan. Kondisi ini
dapat mengakibatkan kematian. Kadar fibrinogen pada normalnya ± 300 mg%
(berkisar antara 200-400 mg%), dan pada wanita hamil menjadi 450 mg%. Penanganan
penyakit ini tergantung pada keadaan penderita dan faktor penyebabnya. Jika
perlu, dokter akan mengangkat rahim untuk menyelamatkan jiwanya.
2.2.2. Iso-imunisasi
Iso-imunisasi
adalah proses pembentukkan zat-zat penangkal (aglutinin/antibodi) antigen yang
berasal dari orang lain. Entrosit ibu yang mengandung antigen masuk ke dalam
tubuh janin yang tidak memiliki antigen tersebut, mengakibatkan, akan terbentuk
benda-benda penangkis (antibodi) dalam tubuh janin terhadap antigen tersebut.
Apabila antibodi bertemu dengan antigen maka eritrosit yang mengandung antigen
akan diserang sehingga terjadi aglutinasi (penggumpalan darah) dan hemolisis
(pemecahan darah). Penyakit hemolitik pada janin yang disebabkan oleh
iso-imunisasi disebut eritroblastosis fetalis.
Biasanya,
anak pertama lahir dalam keadaan sehat. Anak-anak berikutnya akan mengalami
iso-imunisasi yang menyebabkan bayi lahir mati atau lahir hidup, lalu meninggal
pada hari-hari pertama setelah
kelahirannya.
Penyebabnya adalah antagonisme rhesus/ ABO dan defisiensi enzim (G6PD). Untuk
menanganinya harus disesuaikan dengan keadaan bayi. Biasanya, dilakukan
transfusi darah, atau transfusi tukar darah. Selanjutnya dilakukan pencegahan
dengan cara memberikan pengobatan suntikan anti-Rho Gama globulin (RhoGAM) pada
ibu 72 jam setelah persalinan untuk menangkal sel darah bayi yang masuk ke ibu.
2.2.3.
Leukemia
Leukemia
mielositik dan limfositik baik yang mendadak maupunyang menahun, jarang
dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
Leukemia yang diderita ibu tidak
diderita oleh janinnya. Sebaliknya bayi yang menderita leukemia tidak selalu
dilahirkan dari ibu yang menderita leukemia.
Hingga
kini tidak ada terapi yang efektif untuk leukemia. Terapi tergantung dari jenis
penyakitnya, pengobatan terdiri dari :
Radiasi
Tranfusi darah
Anti-metabolik
Kortiko-steroid.
Radiasi
dan obat-obatan yang mengandung pengaruh teratogenik sebaiknya tidak diberikan
dalam trimester pertama kecuali apabila keadaan memaksa. Dalam trimester kedua
dan ketiga dapat diberikan obat-obatan seperti vinkristine, moster nitrogen
6-mercaptopurine, triethylene-melamine, methotrexate, dan prednison. Hasil
pengobatan tidak selalu memuaskan.
Penderita
leukemia menahun sebaiknya tidak menjadi hamil karena prognosis penyakit
sendiri buruk, dan bukan karena penyakitnya akan menjadi akan menjadi lebih
berat atau kehamilannya akan terganggu.
2.2.4.
Penyakit
Hodgkin
Penyakit
hodgkin merupakan suatu jenis limfoma yang dekat pada leukomia dan
limfosarkoma. Tempatnya biasanya pada kelenjar-kelenjar leher dan mediastium.
Dikenal 3 bentuk penyakit ini: granuloma, para-granuloma, dan sarkoma. Pada ketiga-tiganya
selalu ditemukan sel-sel reed-sternberg dalam kelenjar getah bening.
Kehamilan
tidak jarang ditemukan pada penderita penyakithodgkin karena kesuburan tidak
tidak dipengaruhinya. Penyakit ini tidak mempengaruhi jalannya kehamilan dan
persalinan, dan tidak pula beralih kepada janin, walaupun kemungkinan ini tidak
dapat diabaikan sama sekali.
Pengobatan
dengan obat-obat seperti digunakan pada leukemia, asal dalam dosis rendah,
tidak menyebabkan kelainan janin, sehingga dapat diberikan pula dalam trimester
1 (dosis tinggi mengandung bahaya, sebaiknya diberikan setelah trimester 1).
Apabila diberikan penyinaran pada limfomanya, janin harus dilindungi sabaik-baiknya.
2.2.5.
Hemofilia
Hemotalia
A (defisiensi faktor VIII) dan Hemofilia B (defisiensi faktor IX) diwariskan
secara X-linked recenssive. Perempuan dari keluarga penderita hemofilia umumnya
adalah pembawa (carrier) yang asimptomatik. Namun, 10-20 % perempuan pembawa dapat beresiko terhadap komplikasi pendarahan
yang bermakna karena penurunan faktor VIII atau IX di bawah jumlah minimal
untuk mempertahankan keseimbangan hemostatik.
2.3.Pengertian
Anemia
Anemia
sering disamakan dengan tekanan darah rendah. Anemia adalah suatu penyaki
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Tekanan darah
rendah adalah kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah keseluruh
tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai keotak dan bagian
tubuh lainnya.
Anemi
dapat disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya perdarahan, penyakit darah,
penyakit-penyakit menahun, seperti TBC, malaria menahun, ankilostomiasis, atau
karena makanan tidak sempurna seperti kekurangan zat besi, vitamin, protein dan
sebagainya. Anemia kehamilan yakni ibu hamil dengan kadar Hb <11gr% pada
trimester 1 dan III atau Hb < 10,5 gr%.
Wanita tidak
hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15 gr% dan hemotokrit 35-54% dan
pada pria memiliki nilai normal (Hb) 13,5 gr% atau hematokrit
41%.
2.4.Etiologi
Anemia
Diseluruh
dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar 10-20%. Hal ini
banyak disebabkan defisiensi makanan yang memegang peranan yang sangat penting
dalam timbulnya anemia. Oleh sebab itu pula banyak anemia ditemukan pada
negara-negara berkembang dibandingkan dengan negara-negara yang sudah maju.
Menurut
Hoo Swie Tjiong, frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, pseudoanemia
57,9%, dan wanita hamil dengan Hb 12gr/100ml atau lebih sebanyak 23,6%, Hb
rata-rata 12,3gr/ml dalam trimester 1, 11,3gr/100ml dalam trimester II, dan
10,8 gr/100ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah
menjadi nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam
kehamilan meningkat.
Secara garis
besar, anemia dapat disebabkan karena :
Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada
penyakit : gangguan sistem imun, talasemia.
Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit
anemia aplastik, kekurangan nutrisi.
Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohya akibat
perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis dan trauma.
2.5.Patofisiologi
Anemia
Perubahan hematologi
sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan sirkulasi yg makin
meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat
45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan
ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000ml, menurun sedikit menjelang aterem serta
kembali normal tiga bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume
plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldosteron.
2.6.Penyebab
Anemia
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :
Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya
pada penyakit : gangguan sistem imun, talasemia.
Penurunan produksi eritrosit, contohnya
pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi.
Kehilangan darah dalam jumlah besar,
contohya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis
dan trauma
2.7.Tanda
dan Gejala Anemia
Bila anemia terjadi dalam waktu yang
lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya
muncul. Gejala- gejala tersebut berupa :
·
Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam
waktu yang lama
·
Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
·
Kepala terasa ringan
Sedangkan, tanda-tanda dari anemia
yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu :
Tanda-tanda spesifik pada pasien
anemia diantaranya :
·
Garing biru pada gusi (Burton’s line), ensefalopati, dan
neuropati motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal
2.8.
Klasifikasi Anemia
Anemia defisiensi Besi
Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb,
mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.
Anemia Megaloblastik
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada
sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang
timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis
yang tidak efektif, dan pansitopenia.
Anemia Aplastik
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat
hiposelularitas, hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun,
radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA serta
gen.
Anemia Mieloptisik
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang
oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.
o
Klasifikasi
anemia berdasarkan ukuran sel
Anemia mikrositik : jhonpenyebab
utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia (gangguan Hb)
Anemia normositik : contohnya yaitu
anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan ginjal.
Anemia makrositik : penyebab utama
yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat konsumsi
alcohol, dan anemia megaloblastik.
2.9.Penegakan
diagnosa Anemia
Dalam melakukan penegakan diagnosa, tenaga kesehatan harus melakukan
anamnesa terlebih dahulu terhadap pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan Pemeriksaan
darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Fisik dan dilakukan pemeriksaan
darah.
Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan
jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan
tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).
2.10.
Pencegahan
dan Terapi Anemia
1. Meningkatkan
konsumsi makanan bergizi
Makan makanan yang
banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati,
telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hujau tua, kacang-kacangan,
tempe). Makan sayur-sayuran dan
buah-buahan yang mengandung vitamin C sangat bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam usus.
2. Menambah
pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet Fe( tambah darah)
3. Mengobati
penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti kecacingan, malaria,
dan penyakit TBC.
BAB
III
ASUHAN
KEBIDANAN
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
NY.
X UMUR 28 TAHUN G1P0A0A0 UK 6+1 MINGGU
DI
BPM RESPATI, TAJEM, SLEMAN,
YOGYAKARTA
No. Register :
I/8428/2013
Masuk RS/PKM/BPM
Tanggal/ Pukul : 15 Maret 2013 /
08.30 WIB
Dirawat diruang :
Periksa
I.
PENGKAJIAN DATA Tgl/Pukul :15 Maret
2013/ 08.30 Oleh:Bidan
A.
data Subjektif
1.
Biodata Ibu Suami
1. Nama : Ny. X Tn.
A
2. Umur : 25 tahun 30 tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
5. Pendidikan : SMP SMA
6. Pekerjaan : IRT Wiraswasta
7. Alamat : Babarsari RT 02 RW 07
Sleman
8. No
HP :082366xxxxxx
2.
Anamnesa
1. Alasan
datang/dirawat
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan pusing, terkadang mata berkunang-kunang, lemas dan mual.
3. Riwayat
menstruasi
Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari Teratur : Ya
Sifat
darah : cair Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat
perkawinan
Status
perkawinan :sah Menikah ke : 1
Lama
:2 tahun Usia
menikah pertama kali :25 tahun
5. Riwayat
Obstertik : G1P0A0Ah0
Hamil
Ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
|
Tanggal
|
Umur
kehamilan
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
JK
|
BB
lahir
|
La
ktasi
|
Komplikasi
|
1
|
Hamil
sekarang
|
||||||||
6. Riwayat
kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis
kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
keluhan
|
Tanggal
|
oleh
|
Tempat
|
alasan
|
||
1
|
Ibu
mengatakan belum pernah mengikuti ( menggunakan alat kontrasepsi) program
berencana
|
||||||||
7. Riwayat
kehamilan sekarang
a. HPHT
:31 Januari 2013 HPL: 11 November
2013 UK: 6+1minggu
b. ANC
pertama umur kehamilan : 4+2 minggu
c. Kunjungan
ANC
Trimester I
Frekuensi : 2 kali
Keluhan : pusing, mual
Komplikasi : tidak ada
Terapi : Paraset (jika pusing), Vitamin B12
(1x1), tablet Fe (1x1)
Trimester II
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi :
-
Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi :
-
d. Imunisasi
TT : 2 kali
TT 1 : tanggal 2
Oktober 2012
TT 2 : tanggal 3
November 2012
e. Pergerakan
janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan belum merasakan
pergerakan janin
8. Riwayat
kesehatan
a. Penyakit
yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak
pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, HIV, Hepatitis),
menurun (DM, Hipertensi, Asma), manahun
(Jantung)
b. Penyakit
yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan baik
dari keluarga ibu maupun suami tidak pernah atau sedang menderita penyakit
menular (TBC, HIV, Hepatitis), menurun
(DM, Hipertensi, Asma), manahun (Jantung)
c. Riwayat
keturunan kembar
Ibu mengatakan baik
dari keluarga ibu maupun suami tidak ada riwayat keturunan kembar
d. Riwayat
operasi
Ibu mengatakan tidak
pernah operasi
e. Riwayat
alergi obat
Ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi obat
9. Pola
pemenuhan kebutuhan
Sebelum
hamil Saat
hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3
x/hari 3x/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur lauk, buah
Porsi : 1 piring ½ piring
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada mual
Minum
Frekuensi : 5x/hari 8-9x/hari
Jenis : Air putih, teh Air
putih, susu, juice
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak
ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari
Warna : kekuning kekuning
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak
ada
BAK
Frekuensi : 5-6x/hari 6-7x/hari
Warna : kuning jernih kuning jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 20 menit 30 menit
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 7 jam 8 jam
Keluhan : tidak ada tidak
ada
d. Personal
Hygiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 2 x/hari
Gosok Gigi : 2 xhari 2 x/hari
Keramas : 4 x/minggu 5
x/minggu
e. Pola
seksualitas
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu
Keluhan : tidak ada tidak
ada
f. Pola
aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
-
Ibu mengatakan kegiatannya sehari-hari
adalah mengurus suami, melakukan pekerjaan rumah tangga.
-
10. Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu
mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok,
minum jamu dan minum minuman beralkohol
11. Data
psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kehamilan, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga)
-
Ibu mengatakan dirinya, suami dan
keluarga senang dengan kehamilan ini
-
Ibu mengatakan selalu mendapat dukungan
dari suami dan keluarga
-
Ibu mengatakan menjalin hubungan yang
baik dengan suami, keluarga dan tetangga
-
Ibu mengatakan berencana melahirkan di
tempat bidan
-
Ibu mengatakan berencana merawat bayinya
sendiri dengan dibantu ibunya
-
Ibu nengatakan beribadah sesuai agama
dan kepercayaannya
-
Ibu mengatakan mengikuti kegiatan sosial
seperti arisan yang ada di lingkungannya
-
Ibu mengatakan suami adalah penopang
ekonomi keluarga
12. Pengetahuan
ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
-
Ibu mengatakan mengerti tentang
kehamilan, persalinan dan masa nifas dari informasi tenaga kesehatan
13. Lingkungan
yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan )
-
Ibu mengatakan lingkungan sekitar
rumahnya bersih dan aman
-
ibu mengatakan tidak memiliki hewan
peliharaan seperti kucing, anjing dan yang lainnya
B.
Data Objektif
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status
emosional : stabil
Tanda
vital
Tekanan
darah : 110/80 mmHg Nadi :
82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36.8 oC
BB : 57 Kg TB : 158 cm
2. Pemeriksaan
fisik
Kepala : mesochepal, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada masa, rambut dan kulit kepala bersih.
Wajah : oval, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada odema, tidak ada bekas luka, muka agak pucat.
Mata : simetris, tidak ada tanda-tanda
infeksi, konjungtiva pucat, slkera putih, tidak juling, tidak ada sekret
Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada
polip, tidak ada cuping hidung, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
secret.
Mulut : bersih, tidak ada karies gigi,
tidak ada gigi berlubang, lidah bersih, gigi tidak berdarah, tidak ada tanda
pembesaran pada kelenjar tonsil.
Telinga :lubang telinga simetris, tidak ada
sumbatan serumen, fungsi pendengaran baik, terdapat gendang telinga.
Leher : tidak ada pembengkakan pada
kelenjar parotis, kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan pembengkakan pada vena
jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada bunyi wheezing ataupun mengi.
Payudara : simetris, puting susu menonjol,
aerola hiperpigmentasi, tidak ada masa, tidak nyri tekan.
Abdomen : tidak ada bekas luka, tidak ada bekas
operasi, ada linea nigra, tidak ada striae
grvidarum, tidak ada nyeri takan,
Palpasi
Leopold
I : -
Leopold
II : -
Leopold
III : -
Leopold
IV : -
Supra
pubic :-
Osborn
test :-
Pemeriksaan
Mc. Donald
TFU : - TBJ : -
Auskultasi
Djj : -
Ekstremitas
atas : simetris, pergerakan
aktif, jumlah jari lengkap, tidak odema, kuku tidak pucat, kuku tidak anemis,
reflek patela (+), lila : 21 cm.
Ekstremitas
bawah : semetris, pergerakan aktif,
jumlah jari lengkap, tidak odema, tidak ada varises, kuku tidak pucat, kuku
tidak anemis,refleks patela (+)
Genitalia
luar : bersih, tidak berbau,
tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak oedema.
Pemeriksaan
panggul : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan
penunjang tgl/pukul: 15 maret
2013/09.00 WIB
Hb
: 9,4 gr%
4. Data
penunjang
PP
Test : positif (+) pada tanggal 2 maret 2013
II.
INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
kebidanan
Seorang
Ny. X umur 25 tahun G1P0A0Ah0 umur
kehamilan 6+1 minggu, hamil dengan anemia ringan.
Data
dasar:
Data
subjektif:
-
ibu mengatakan bernama Ny. X dan berumur
25 tahun
-
ibu mengatakan ini adalah kehamilannya
yang pertama
-
ibu mengatakan HPHT nya tanggal 31
Januari 2013
Data
objektif:
Keadaan
umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status
emosional : stabil
Tanda
vital
Tekanan
darah : 110/80mmHg Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20 x/menit Suhu :
36.8 oC
BB : 57 kg TB : 158cm
Hb : 9,4 gr%
Mata : simetris, tidak ada tanda-tanda
infeksi, konjungtiva pucat, slkera putih, tidak juling, tidak ada sekret
B. Masalah
Ibu
merasa Cemas
Data
Subjektif:
Ibu
mengatakan merasa pusing
Ibu
mengatakan takut terjadi sesuatu terhadap kehamilannya.
Data
objektif:
Tekanan
darah : 110/80 mmHg Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20 x/menit Suhu :
36.8 oC
Wajah : oval, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada odema, tidak ada bekas luka, muka agak pucat
III.
IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSA POTENSIAL
Anemia
sedang
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
-
Pemberian tablet Fe (1x1),
-
Memberikan KIE tentang nutisi masa
kehamilan
B. Kolaborasi
Tidak ada
C. Rujukan
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1) Beritahu
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2) Jelaskan
pada ibu tentang keluhan yang dialaminya
3) Beritahu
ibu tentang cara mengatasi mual muntah
4) Beri
KIE tentang nutrisi selama hamil kepada ibu.
5) Beri
KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester 1
6) Jelaskan
pada ibu dan keluarga tentang Anemia yang dialami ibu
7) Berikan
terapi kepada ibu
8) Anjurkan
ibu untuk kunjungan ulang sesuai jadwal yakni 2 minggu lagi.
9) Lakukan
pendokulentasian dibuku register, askeb dan sebagainya
VI.
PELAKSANAAN
1) Memberitahu
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu TD :110/80 mmhg, nadi : 82 x/menit,
pernafasan :20x/menit, suhu :36,8 ºC, muka ibu pucat, sklera putir, konjungtiva
pucat.
2) Menjelaskan
keluhan yang di rasakan ibu yaitu mual yang diakibatkan oleh hormon didalam
tubuh tidak seimbang sehingga menyebabkan rasa mual, kepala pusing dan mata
terkadang berkunang kunang disebabkan oleh kurangnya kadar oksigen didalam
darah sehingga menimbulkan rasa pusing dan berkunang-kunang.
3) Menjelaskan
pada ibu dan keluarga tentang cara mengatasi rasa mual yang dirasakan ibu yakni
dengan cara padasaat bangun tidur, sebaiknya jangan langsung berdiri, duduk
terlebih dahulu, kemudian minumlah air hangat untuk mengurangi rasa mual dan
mengurangi makanan yang bersifat menambah rasa mual seperti makanan bersantan,
buah-buahan yang asam dan sebagainya.
4) Memberi
KIE kepada ibu dan keluarga tentang nutrisi kebutuhan ibu selama kehamilan yakni makanlah makanan yang mengandung gizi
seimbang dan tinggi protein serta asam folat, tentunya dengan porsi yang lebih
dibandingkan dengan porsi yang biasanya, contoh 1 centong nasi, 1 mangkuk sop,
2 iris tempe goreng, 1 buah pisang dan ditambah dengan susu.
5) Memberi
KIE kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan selama trimester 1 yakni nyeri
kepala yang hebat, perdarahan pervaginam, pandangan kabur, nyeri abdomen yang
hebat. Juka ibu mengalami salah satu tanda tersebut, ibu harus segrera ketenaga
kesehatan guna mendapatkan pemeriksaan.
6) Menjelaskan
kepada ibu dan keluarga tentang anemia yang dialami ibu yakni anemia adalah
suatu penyakit dimana kadar hemoglobin (hb) dalam darah kurnang dari normal
yang disebabkan banyak faktor seperti kekurangan zat besi dalam tubuh atau disebabkan
adanya gangguan penyerapan zat besi didalam tubuh.
7) Memberikan
tablet fe (1x1), vit B12 (1x1), dan PCT (jika pusing). Fe diminum
sebelum tidur pada malam hari dan diminum menggunakan air putih atau air jeruk.
8) Menganjurkan
ibu untuk kunjungan ulang yakni 2 minggu lagi.
9) Melakukan
pendokumentasian pada bukuregister, askeb, buku kenjungan dan sebagainya.
VII.
EVALUASI
1) Ibu
dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2) Ibu
sudah memahami tentang keluhan yang dirasakan
3) Ibu
sudah mengerti tentang cara mengatasi mual yang dirasakannya.
4) Ibu
sudah mengerti dan paham tentang nutrisi yang dibutuhkannya selama kehailan.
5) Ibu
mengerti tentang bahaya kehamilan pada trimester 1 dan bersedia untuk ketenaga
kesehatan guna mendapatkan pemeriksaan.
6) Ibu
sudah mengerti tentang anemia yang dideritanya.
7) Ibu
bersedia untuk meminum obat yang diberikan bidan dan mau meminum sesuai anjuran
bidan.
8) Ibu
bersedia untuk datang kunjungan ulang sesuai jadwal yang telah ditentukan.
9) Telah
dilakukan pendokumentasian pada buku register, askeb, buku kunjungan dan
sebagainya.
BAB
IV
PENUTUP
4. 1.
Kesimpulan
Salah
satu perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan hematologis.
Perubahan pada sistem ini berupa peningkatan volume darah ibu, penurunan
hemoglobin dan hematokrit, peningkatan kebutuhan besi, perubahan pada leukosit
dan sistem imunologis.
Menurut
Harstad dkk (1992), peningkatan kadar eritropoietin plasma ibu dan produksi
tertinggi eritrosit setelah usia gestasi 20 minggu menyebabkan hiperplasia
eritroid sedang dalam sumsum tulang belakang, dan hitung retikulosit sedikit
meningkat pada kehamilan normal. Pritchard (1965) menyatakan janin tidak
berperan penting dalam hipervolemia, sebab keadaan ini juga dapat terjadi
beberapa wanita dengan mola hidatidosa.
Konsentrasi
hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun selama kehamilan normal walaupun
terdapat peningkatan eritropoiesis. Jika dibandingkan dengan peningkatan volume
plasma, peningkatan volume eritrosit sirkulasi tidak begitu banyak, sekitar 450
ml atau 33%. Akibatnya viskositas darah secara keseluruhan menurun (Cunningham
dkk., 2006).
Rata-rata
volume total eritrosit meningkat sekitar 450 ml dalam sirkulasi, di mana dalam
1 ml eritrosit normal terkandung 1,1 mg besi. Dari 1000 mg kebutuhan besi pada
kehamilan, sekitar 300 mg ditransfer secara aktif ke janin dan plasenta, serta
sekitar 200 mg hilang di sepanjang jalur ekskresi normal.
Selama
kehamilan, jumlah leukosit akan meningkat sekitar 5.000-12.000/μl. Pada saat
kelahiran dan masa nifas, jumlah leukosit mencapai puncak, yaitu antara
14.000-16.000/μl.
Hipo dan
afibrinogenemio adalah kelainan pembekuan darah karena kekurangan zat
fibrinogen (zat pembeku). Penyakit ini disebabkan oleh solusio plasenta
(ari-ari yang lepas sebagian sebelum waktunya), kematian janin dalam rahim,
masuknya air ketuban (yang mengandung gumpalan lemak) ke dalam pembuluh darah,
perdarahan yang cukup banyak, missed abortion (kematian hasil pembuahan yang
berkepanjangan), eklampsia (kejang pada kehamilan), dan abortus yang
terinfeksi. Jika fibrinogen (zat pembekuan darah) dalam darah berkurang cukup
banyak maka perdarahan akan sulit untuk dihentikan
Iso-imunisasi
adalah proses pembentukkan zat-zat penangkal (aglutinin/antibodi) antigen yang
berasal dari orang lain. Entrosit ibu yang mengandung antigen masuk ke dalam
tubuh janin yang tidak memiliki antigen tersebut, mengakibatkan, akan terbentuk
benda-benda penangkis (antibodi) dalam tubuh janin terhadap antigen tersebut.
Leukemia
mielositik dan limfositik baik yang mendadak maupunyang menahun, jarang
dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
Leukemia
mielositik dan limfositik baik yang mendadak maupunyang menahun, jarang
dijumpai pada wanita hamil.
Penyakit
hodgkin merupakan suatu jenis limfoma yang dekat pada leukomia dan
limfosarkoma. Tempatnya biasanya pada kelenjar-kelenjar leher dan mediastium.
Dikenal 3 bentuk penyakit ini: granuloma, para-granuloma, dan sarkoma. Pada
ketiga-tiganya selalu ditemukan sel-sel reed-sternberg dalam kelenjar getah
bening.
Hemotalia
A (defisiensi faktor VIII) dan Hemofilia B (defisiensi faktor IX) diwariskan
secara X-linked recenssive.
Anemia
adalah suatu penyaki dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal. Anemi dapat disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya perdarahan,
penyakit darah, penyakit-penyakit menahun, seperti TBC, malaria menahun,
ankilostomiasis, atau karena makanan tidak sempurna seperti kekurangan zat
besi, vitamin, protein dan sebagainya.
Secara garis
besar, anemia dapat disebabkan karena :
Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada
penyakit : gangguan sistem imun, talasemia.
Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit
anemia aplastik, kekurangan nutrisi.
Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohya akibat
perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis dan trauma.
Gejala- gejala tersebut
berupa :
·
Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam
waktu yang lama
·
Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
·
Kepala terasa ringan
Klasifikasi
anemia diantaranya:
Anemia defisiensi Besi
Anemia Megaloblastik
Anemia Aplastik
Anemia Mieloptisik
o
Klasifikasi
anemia berdasarkan ukuran sel
Anemia mikrositik
Anemia normositik
Anemia makrositik
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
Pencegahan dan terapi
anemia
Makan makanan yang banyak mengandung zat
besi dari bahan makanan hewani dan bahan makanan sayur sayuran.
Menambah pemasukan zat besi ke dalam
tubuh dengan minum tablet Fe( tambah darah)
Mengobati penyakit yang menyebabkan atau
memperberat anemia seperti kecacingan, malaria, dan penyakit TBC
4. 2.
Saran
Makalah merupakan salah satu karya tulis yang dapat membantu para
pembacanya untuk mendapatkan informasi tertentu. Untuk itu, bagi para pembaca
sebaiknya membaca beberapa sumber atau literatur guna perbandingan dan jangan
berpatokan pada satu sumber.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking